Rabu, 31 Oktober 2012

Psikologi: Bersyukur




Rendah hati dan sederhana

Sekalipun engkau hidup berlimpahan dan berkecukupan harta kekayaan, tetaplah hidup dengan sederhana.

Tidaklah sulit menciptakan sifat yang baik yaitu sikap rendah hati dan sederhana. Orang yang memiliki sikap rendah hati selalu berusaha menjadi pribadi yang bisa menerima orang lain, tidak sombong, atau terlalu memperlihatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki.

Tidak usahlah kita risau jika orang lain tidak tahu apa yang kita miliki atau seberapa tinggi kemampuan kita melakukan segala sesuatu. Tetaplah menampilkan kebajikan dalam hidup tanpa mengharapkan imbalan ataupun pujian.

Orang lain bisa menilai 'kualitas seseorang' hanya dengan melihat sikap, tutur kata, dan perilaku sehari-hari yang kita lakukan.

Dengan bersikap rendah hati, berarti kita telah menjaga diri kita sendiri. Dengan bersikap rendah hati, berarti kita telah menempatkan diri di posisi yang nyaman, tenang, damai dan tentram.

Jika hati sudah merasa nyaman, damai dan tentram, maka secara otomatis Anda akan tampak bersahaja dan bahagia.  Bukankah itu yang kita inginkan?

Marilah kita bersikap rendah hati, dan membiasakan diri, untuk selalu hidup sederhana. Sikap rendah hati dan hidup sederhana merupakan gambaran manusia yang penuh syukur.

by: adrian
diolah kembalki dari kiriman email Anne Ahira

Mengapa Orang Katolik Menghormati Orang Kudus


Menghormati  orang  kudus


Setiap tanggal 1 November Gereja Katolik merayakan pesta Semua Orang Kudus. Merayakan semua orang kudus awalnya dilakukan di Gereja Timur untuk menghormati para saksi iman bagi Kristus, jauh sebelum tradisi ini ada di Gereja Barat. Sedangkan Gereja Barat memulai pesta semua orang kudus ini saat Paus Bonifasius IV (608 - 615) merombak Pantheon menjadi gereja (609). Pantheon merupakan tempat ibadat kafir untuk dewa-dewi Romawi. Awalnya pesta ini biasanya dirayakan pada hari Minggu sesudah Pentekosta. Kemudian pesta ini menjadi populer untuk menghormati semua orang kudus, baik yang telah resmi diakui oleh Gereja maupun yang belum dan yang tidak diketahui.

Perayaan semua orang kudus ini merupakan wujud penghormatan kita kepada para kudus ini. Mereka adalah saksi iman. Mereka memiliki kedudukan yang mulia sehingga pantas dihormati. Dengan menghormati para kudus, kita diajak untuk meniru atau mengikuti teladan kekudusan mereka.

Ada banyak wujud atau bentuk penghormatan. Salah satu cara adalah melalui karya seni. Menghormati orang kudus dapat dinyatakan melalui pembuatan patung atau lukisan, sama seperti kita menghormati anggota keluarga kita yang sudah meninggal dengan tetap menyimpan atau menempatkan foto mereka di tempat-tempat tertentu di rumah.

Dengan adanya patung, apakah lantas berarti orang katolik menyembah berhala atau menyembah patung?

Kata "menyembah" tidak hanya berarti penyembahan kepada Allah, melainkan juga penghormatan yang diberikan kepada orang yang pantas mendapatkannya. Dalam Bahasa Inggris, kata itu adalah worship. Kata ini berasal dari kata Bahasa Inggris kuno weorthscipe yang berarti keadaan pantas dihormati, dihargai, dimuliakan. Dalam pengertian yang lebih tua dan lebih luas, kata worship berarti memberikan hormat kepada seseorang, baik seorang yang bijaksana, seorang hakim atau Allah. Namun ada bermacam-macam pemujaan, sebagaimana ada bermacam-macam penghormatan. Penghormatan tertinggi hanya diberikan kepada Allah (karena itu dalam Taurat dikatakan, "Jangan ada padamu allah lain."), sedangkan penghormatan terhadap orang yang masih hidup atau para kudus di surga berbeda dalam tingkatannya. Dalam hal ini, penyembahan berhala berarti memberikan penghormatan kepada orang-orang yang masih hidup atau kepada para kudus yang seharusnya diberikan kepada Allah. Dengan kata lain, obyek yang disembah itulah Allah.

Sementara patung atau lukisan dipakai untuk mengingat kembali pribadi yang digambarkan itu. Sebagaimana lebih mudah bagi kita mengingat ibu dengan melihat fotonya, demikian pula lebih mudah untuk mengingat kembali kehidupan para kudus dengan memperhatikan sesuatu yang mewakili dirinya. Jadi, bukan patung per se yang disembah/dihormati, melainkan sosok yang diwakili patung itu.

by: adrian
sumber:
1. Karl Keating. KATOLIK DAN FUNDAMENTALISME: Menjawab 13 Serangan Pokok terhadap Gereja Katolik (judul asli: Catholicism and Fundamentalism). Jakarta: Fidei Press, 2009
2. Mgr. Nicolaas Martinus Schneiders, CICM. Orang Kudus Sepanjang Tahun. Jakarta: Obor, 1993

Renungan Hari Raya Semua Orang Kudus



  Kamis Pekan Biasa XXX B/II
Bac I : Why 7: 2 – 4, 9 – 14; Bac II         : 1Yoh 3: 1 – 3
Injil  : Mat 5: 1 – 12a
Sabda Allah dalam bacaan pertama mau mengatakan kepada kita bahwa Gereja itu merupakan kumpulan umat beriman yang sedang berziarah menuju keselamatan. Sejarah keselamatan adalah medan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan; antara kerajaan Allah dan kerajaan setan. Setiap orang diberi kesempatan untuk membuktikan diri bahwa ia memihak Allah.
Memihak kepada Allah merupakan harapan Allah yang diungkapkan Yohanes dalam bacaan kedua. Dalam suratnya yang pertama, Yohanes menyatakan bahwa kita ini adalah anak-anak Allah. Akan tetapi kita diharapkan hidup dengan memihak kepada Allah sehingga kelak, saat Kristus menyatakan diri, kita akan menjadi serupa dengan Dia.

Dalam Injil Yesus memberikan contoh hidup memihak Allah; atau dengan perkataan lain, hidup sesuai dengan kehendak Allah. Sabda Bahagia merupakan wujud hidup memihak Allah. Di saat manusia dewasa ini sering dan suka membangun hidupnya atas uang, relasi dan kemewahan, Yesus menghimbau untuk memandang dunia dan kebahagiaan dari sudut yang lain sama sekali. Berbahagialah mereka yang miskin, sedih dan menderita demi Tuhan.

Hari ini kita merayakan pesta semua orang kudus. Orang kudus adalah mereka yang berbahagia, yang berhasil memenangkan pertempuran antara kebaikan dan kejahatan dengan memihak Tuhan. Mereka inilah yang berbahagia. Mereka memihak kepada Tuhan atau hidup menurut kehendak Allah dengan melaksanakan Sabda Bahagia Yesus.

Pesta semua orang kudus mengajak kita untuk mengikuti teladan para kudus dalam pertempuran kerajaan Allah melawan kerajaan setan. Kita juga diajak untuk memihak pada para kaum miskin, sedih, pengungsi, orang kecil, penderita dan memenuhi harapan mereka yang lapar. Semuanya itu mengarahkan kita kelak bersekutu bersama para kudus dalam kemuliaan Tuhan dan dalam kerajaan Kristus.

by: adrian

Kesehatan: Jus yang Sehat


Cara Membuat Jus yang Baik dan Sehat


Hampir semua kita tahu betapa besarnya manfaat buah-buahan bagi kesehatan tubuh kita. Karena itulah sangat dianjurkan agar kita selalu menyempatkan diri untuk mengkonsumsi buah. Sering terjadi orang malas makan buah secara langsung, apalagi mengunyahnya. Padahal mengunyah merupakan slah satu bentuk olahraga mulut. Orang ingin mengkonsumsi buah secara praktis. Jus segar salah satunya.

Namun kesibukan kerja tak jarang membuat kita tak sempat menyiapkannya bahkan melalaikan konsumsi buah. Padahal menurut pakar nutrisi Emilia E. Achmadi, MS, RD, dalam acara "Buavita Fruit Does You Good", di Birdcage, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (19/3/2012) lalu, "Jus menjadi salah satu cara praktis untuk bisa menikmati manfaat buah yang luar biasa diperlukan tubuh." 

Jadi, jus buah sangat baik bagi kesehatan tubuh kita. Namun perlu diperhatikan bagaimana cara menyajikan jus yang baik dan sehat. Karena jika tidak jus malah membawa petaka bagi tubuh kita. Untuk itu, menurut Emilia, agar manfaat jus buah tetap maksimal, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan:

1.    Segera minum setelah jus dibuat
Manfaat buah terbesar didapatkan dalam kondisi buah utuh yang segar, sehingga apabila buah ini sudah diolah seperti dimasak atau di-jus, sebenarnya nilai gizinya sudah berkurang. Untuk menyiasati penurunan kadar gizi pada jus, buatlah jus ini sesaat sebelum diminum. Proses penyimpanan akan membuat jus buah ini terpapar oksigen, dan menyebabkan terjadinya oksidasi, yang bisa mengubah warna jus dan merusak kadar gizinya.
"Setiap buah juga akan mengalami proses oksidasi, dan proses ini akan lebih mengurangi nilai gizinya sampai sekitar 50 persen lebih," ungkap Emilia.

2. Olah juga kulit dan bijinya
Kandungan vitamin dan antioksidan tertinggi pada buah sebenarnya terletak pada biji dan kulitnya. Namun, tentu saja tidak semua buah bisa dikonsumsi bersama kulit dan bijinya. Beberapa jenis buah seperti apel dan pir sebaiknya dikonsumsi bersama kulitnya, tanpa dikupas. Saat ingin membuat jus, sebaiknya blender juga kulit buah bersama bijinya. "Misalnya untuk jus jambu biji, jangan hilangkan kulit dan bijinya, tapi blender bersama-sama sampai bijinya hancur, dan baru disaring," tukasnya.

3. Jangan tempatkan dalam wadah transparan
Boleh saja jika Anda masih ingin menyimpan jus karena masih tersisa, tetapi jangan menyimpannya dalam wadah transparan atau bening. Penempatan jus dalam wadah transparan akan menyebabkan sinar ultraviolet masuk ke dalam wadah dan mengurai beberapa senyawa kimia dan nilai gizi jusnya. Untuk menghindari pengurangan nilai gizi dari jus, simpan dalam wadah yang berwarna dan letakkan ke dalam freezer.

4. Tambahkan jeruk lemon
Untuk menghindari proses oksidasi yang berlebihan, tambahkan perasan jeruk lemon ke dalam jus. Tambahan jeruk lemon akan menghambat proses oksidasi yang terjadi dalam jus, dan akan menambah nilai gizinya. Tambahan beberapa tetes jeruk nipis atau jeruk lemon ke dalam jus juga mencegah jus berubah warna.

diolah dari Kompas.com
by: adrian 

Santo Bruder Alfonsus Rodriquez, Pengaku Iman


Santo Bruder Alfonsus Rodriquez,  Pengaku Iman


Saban hari Alfonsus menjalankan tugas membuka pintu bagi siapa saja yang bertamu ke biara. Tugas sederhana ini ia jalani dengan penuh sukacita dan rendah hati selama 45 tahun.

Bertugas sebagai penjaga pintu tampak sangat sederhana. Tetapi, Alfonsus telah melakukannya dengan hati besar. Sisa hidupnya diisi dengan membukakan pintu bagi tamu, memberitahu penghuni bila kedatangan tamu, sambil mengerjakan hal-hal kecil di sela-sela tugasnya itu. Selama menjalani tugas ini, Alfonsus selalu menganggap semua tamu yang melewati pintu yang ia jaga adalah Yesus sendiri.

Sembari menjaga pintu tamu, Alfonsus juga membuka pintu hatinya. Banyak orang yang melewati pintu biara mendapat peneguhan spiritual darinya. Salah satu di antaranya, Petrus Claver. Sewaktu masih belajar, Petrus Claver sering meminta nasihat Alfonsus. Berkat bimbingan Alfonsus, Petrus Claver akhirnya tertarik untuk membaktikan dirinya bagi kepentingan jiwa orang-orang kulit hitam yang menjadi budak belian di Amerika Selatan.

Alfonsus dilahirkan dalam keluarga pedagang kain wol kaya raya di Segovia, Spanyol pada 1531. Saat belajar di Universitas Alkala, ayahnya meninggal dunia sehingga ibunya terpaksa memanggilnya pulang untuk melanjutkan usaha dagang ayahnya. Selang beberapa tahun, ia menikah dan dikaruniai anak.

Usaha dagangnya yang pada tahun-tahun awal berjalan begitu lancar tanpa masalah serius, lama-kelamaan berangsur-angsur merosot dan bangkrut. Cobaan tidak berhenti di situ saja. Istri dan anaknya pun berpulang ke pangkuan Bapa. Alfonsus menerima segalanya dengan pasrah.

Selanjutnya, Alfonsus terpanggil memasuki cara hidup bakti dalam suatu tarekat religius. Pada umur 40 tahun ia memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawi dan mengajukan permohonan menjadi seorang bruder Serikat Yesus (SJ) di Valencia, Spanyol. Setelah dipertimbangkan agak lama, akhirnya ia diterima dan ditempatkan di Kolese Montesion di Palmade Majorca, Spanyol.

Di sinilah, ia menekuni sisa-sisa hidupnya dengan melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan kepadanya. Ia diberi tugas sebagai penjaga pintu tamu. Santo Alfonsus diangkat sebagai pelindung para bruder SJ. Kesetiaan dalam tugas, kesederhanaan, dan kerendahan hati Alfonsus Rodriguez memberi semangat tersendiri bagi para bruder Yesuit.

sumber: Ivonne Suryanto, http://www.hidupkatolik.com/2012/02/27/santo-alfonsus-rodriquez-kesetiaan-sang-penjaga-pintu

Minggu, 28 Oktober 2012

Kisah Inspiratif: Jangan Menyerah!!!


Ikan jonathan


Dikisahkan ada seekor ikan karnivora yang diperlihara di dalam sebuah aquarium. Sang pemiliki menamai ikan tersebut ikan Jonathan. Suatu saat, sang pemilik ingin mengerjai si ikan Jonathan dengan tidak memberinya makan selama seharian. Spontan, si ikan mendadak lemas tak berdaya di dalam aquarium, dari yang semula lincah berenang ke sana kemari.

Pada malam harinya, si pemilik memasukkan sebuah tabung kaca yang terbuka alas maupun penutupnya. Kemudian memasukkan ikan-ikan kecil yang biasa dijadikan santapan si Jonathan. Pagi harinya, nampaklah kerumunan ikan kecil segar tersebut berenang di salah satu sudut aquarium. “AHA..!! Akhirnya sarapanku datang juga”, begitu gumamnya dalam hati. Jonathan yang sudah kelaparan langsaung saja datang menyerang ingin melahap setiap ikan yang ada.

Namun, tak terpikirkan oleh Jonathan bahwa ikan kecil tadi dilindungi tabung kaca. Sehingga Jonathan tidak bisa menembusnya. Dia memikirkan cara lain, mungkin diserang dari atas. Dan “DHUAK!!”, bibir ikan Jonathan mulai jontor terantuk tabung kaca. Dicobanya kembali dari arah bawah, “DHUAK!!”. Tetap belum bisa menembus tabung kaca yang melindungi ikan kecil itu tadi.

Akhirnya si Jonathan pun menyerah. Kemudian, pada malam harinya, tanpa diketahui Jonathan, si pemiliki mengambil tabung kaca yang membatasi ikan kecil tadi. Nah, esok harinya, terlihatlah ikan kecil tadi berenang bebas. Namun si Jonathan tak bergeming untuk mendekat. Dan datanglah seekor ikan kecil menggoda Jonathan dengan berenang tepat di depan bibirnya.

“Hai Jonathaaan… Makan aku dooong”, ucap si ikan kecil

“Ndak ah, aku kapok. Nanti bibirku jontor lagi” jawab si Jonathan kalah.
***
Sahabat, demikianlah juga dalam kehidupan kita. Seringkali kita merasakan sebuah kegagalan beruntun hingga menjadikan kita berhenti. Akan tetapi kita lupa, selalu ada kemudahan bersamaan datangnya sebuah tantangan. Teruslah berusaha, karena kita tidak pernah tahu entah di kesempatan ke berapa Allah akan membuka tabir kesuksesan kita.

sumber:  http://insancoach.wordpress.com/category/kisah-inspiratif/  (21 Juni 2012, jam 22: 50)

Beato Mikael Rua


Beato Mikael Rua


Michael Rua pernah menjadi pendamping utama Don Bosco selama lebih dari 36 tahun, dan pengaruh kepemimpinannya sebagai pengganti pertama Don Bosco bisa dirasakan sampai ke bagian pertama abad ke-20.

Michael lahir pada tanmggal 9 Juni 1837 di Voldocco. Turino - Italia. Pada umur 8 tahun, dia kehilangan ayahnya, namun dia segera menemukan figur ayah itu di dalam diri Don Bosco. Pada tahun 1850, Don Bosco menawarkan kepadanya supaya "belajar bahasa Latin." Michael langsung mengerti apa yang dimaksudkan, dan dia menjawab bahwa dia siap belajar di seminari untuk menjadi imam.

Setelah tamat SMP [tahun 1853, umur 15 tahun], dia masuk seminari di Torino belajar filsafat. Pada tahun 1854 Michael menjadi salah satu dari kelompok Salesian yang pertama. Mulai tahun 1855 sampai dengan tahun 1860, dia menyelesaikan teologi sambil terus membantu dan mendampingi Don Bosco sebagai asisten atau guru di sekolahnya.

Don Rua [begitu dia biasa dipanggil], ditahbiskan sebagai imam pada tanggal 29 Juli 1860 di Caselle. Sebagai imam, dia selalu disamping Don Bosco dan siap sedia untuk tugas apapun. Pada saat Sri Paus mengusulkan kepada Don Bosco supaya memilih seorang vikaris [wakil], Don Bosco tanpa ragu-ragu lagi memutuskan bahwa Don Rua lah orangnya.

Setelah hidup bersama dengan Don Bosco selama hampir 36 tahun, Don Rua sangat merasakan kematian Don Bosco. Namun dalam 21 tahun kepemimpinannya, Serikat Salesian berkembang serta tumbuh dan dia sungguh menjadi pengganti Don Bosco yang baik dan setia.

Sejak awal tahun 1909, Don Rua mengalami beberapa gangguan fisik seperti phlebitis dan conjunctivitis, namun dia tetap melayani dengan penuh semangat sampai hari kematiannya tanggal 6 April 1910.

Don Rua dinyatakan oleh Gereja sebagai Hamba Tuhan pada tahun 1953 dan sebagai Beato oleh Sri Paus Paulus VI pada tahun 1972.


 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India