Kamis, 31 Mei 2012

Orang Kudus Hari ini


SANTO  YUSTINUS,  MARTIR


Yustinus lahir dari sebuah keluarga kafir di Nablus, Samaria, Asia Kecil pada permulaan abad kedua kira-kira pada kurun waktu meninggalnya santo Yohanes Rasul.

Yustinus mendapat pendidikan yang baik semenjak kecilnya. Kemudian ia tertarik pada pelajaran filsafat untuk memperoleh kepastian tentang makna hidup ini dan tentang Allah. Suatu ketika ia berjalan-jalan di tepi pantai sambil merenungkan berbagai soal. Ia bertemu dengan seorang orang tua. Kepada orang tua itu, Yustinus menanyakan berbagai soal yang sedang direnungkannya. Orang tua itu menerangkan kepadanya segala hal tentang para nabi serta tentang agama kristen. Ia dinasehati agar berdoa kepada Allah memohon terang surgawi.

Di samping filsafat, ia juga belajar Kitab Suci. Ia kemudian dipermandikan dan menjadi pembela iman kekristenan yang tersohor. Sesuai kebiasaan di zaman itu, Yustinus pun mengajar di tempat-tempat umum, seperti alun-alun kota, dengan mengenakan pakaian seorang filsuf. Ia juga menulis tentang berbagai masalah, terutama yang menyangkut pembelaan ajaran iman yang benar. Di sekolahnya di Roma, banyak kali diadakan perdebatan umum guna membuka hati banyak orang bagi kebenaran iman kristen.

Yustinus bangga bahwa ia menjadi seorang kristen yang saleh, dan ia bertekad meluhurkan kekristenannya dengan hidupnya. Dalam bukunya "Percakapan dengan Tryphon Yahudi", Yustinus menulis, "Meski kami orang kristen dibunuh dengan pedang, disalibkan, atau dibuang ke moncong-moncong binatang buas, atau disiksa dengan belenggu dan api, kami tidak akan murtad dari iman kami. Sebaliknya, semakin hebat penyiksaaan, semakin banyak orang demi nama Yesus, bertobat dan menjadi orang saleh."

DI Roma, Yustinus ditangkap dan bersama para martir lainnya dihadapkan ke depan penguasa Roma. Setelah banyak disesah, kepala mereka dipenggal. peristiwa itu terjadi tahun 165. Yustinus dikenal sebagai seorang pembela iman terbesar pada zaman Gereja Purba.

sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Rabu, 30 Mei 2012

Sosialisasi Struktur Paroki

30 Mei 2012, bertempat di aula Paroki St Yosep Tanjung Balai Karimun, diadakan pertemuan untuk mensosialisasikan struktur paroki yang terbaru setelah sinode kedua Keuskupan Pangkalpinang. Pertemuan yang berlangsung dari pukul 17.00 dan berakhir pukul 21.00 terjadi cukup seru. Untuk sosialisasi ini, paroki mengundang dari tim sekpas (sekretariat pastoral) Keuskupan Pangkalpinang. Hadir pada malam itu Rm. Ferdi Meo dan Rm Benny Balun. Sedangkan peserta yang hadir sangat jauh dari harapan. Padahal yang diundang sekitar 150 orang, namun yang hadir sekitar 50-an orang.

Awalnya Rm Ferdi, yang menghabiskan masa diakonatnya di paroki ini, menjelaskan tentang identitas Gereja Keuskupan Pangkalpinang. Identitas itu ada pada visi, misi dan spiritualitas. Dan itu ada pada buku sinode II. Rm. Ferdi menerangkan bahwa buku tersebut menjadi pedoman kita bersama dalam menggapai cita-cita bersama, yaitu GEREJA  PARTISIPATIF.

Peserta terlihat begitu antusias mendengarkan penjelasan romo yang ahli Kitab Suci ini. Bukan hanya lantaran gaya dan bahasa yang digunakan, melainkan juga sarana untuk memaparkan identitas itu juga menarik. Sehingga waktu yang satu jam lebih yang dipakai, sama sekali tak terasa. Antusiasme peserta langsung terlihat dari beberapa peserta yang bertanya tentang buku sinode dan ada yang langsung membeli buku sinode.

Pada sesi berikutnya, Rm Benny tampil menjelaskan soal struktur gereja paroki yang baru. Struktur baru ini diterapkan untuk menjawab visi keuskupan. Karena dengan struktur ini, mau tidak mau, umat diajak untuk berpartisipasi; dengan struktur ini umat diberdayakan sehingga dapat terlibat aktif dalam kehidupan menggereja.

Ada banyak hal yang baru dari penjelasan itu.
1. Ada organ yang disebut Dewan Pastoral Paroki (DPP) dan Dewan Pastoral Harta Benda Gereja (DPHBG). Pemilihan anggota DPP tidak seperti biasanya, sedangkan DPHBG dipilih secara khusus mengingat tugas dan fungsi mereka. Ada 3 kriteria DPHBG, menurut romo yang menghabiskan masa diakonatnya di paroki ini, sama seperti Rm Ferdi, yaitu ahli (paham) soal ekonomi, tahu urusan pemerintahan dan punya dedikasi pada Gereja. DPP dan DPHBG berfungsi sebagai konsultan bagi pastor paroki.
2. Ada tim PIPA (Pastoral Integral Pangkalpinang Approach). Ini merupakan think tank-nya pastoral paroki. Mereka inilah yang akan memikirkan dan menjalankan pastoral di paroki. Mereka ini terdiri dari utusan seksi-seksi dari KBG, utusan tim pastoral sekolah dan juga utusan dari komunitas Lembaga Hidup Bhakti yang ada di paroki.
3. Kepengurusan dalam KBG dan organ-organ lainnya diharapkan tidak rangkap. Dengan kata lain, tidak ada jabatan rangkap. Ini demi pemberdayaan.

Setelah acara makan malam, pertemuan masih dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Ada begitu banyak pertanyaan dari peserta. Dan Rm Benny, yang juga ahli hukum gereja ini, dengan setia melayani pertanyaan peserta, meski dari beberapa orang peserta masih menyisahkan rautan bingung dan pesimis.

Pertemuan berakhir sekitar pukul 21.00. Rm Eman, selaku pastor paroki, memberi sedikit wejangan. Namun tidak ada dalam wejangan itu sebuah pernyataan bahwa Paroki St Yosep Tanjung Balai Karimun akan mulai menerapkan struktur baru itu. Mengingat masa kepengurusan DPP lama akan berakhir bulan Agustus ini.

by: adrian

Renungan Pesta St Maria Mengunjungi Elisabeth

Pekan Biasa VIII B/II
Pesta St Maria Mengunjungi Elisabeth
Bac I       : Rom 12: 9 – 16b ; Injil       : Luk 1: 39 – 56

Injil yang lumayan panjang hari ini berkisah tentang kunjungan Santa Maria ke kediaman Elisabeth. Kunjungan ini terjadi setelah Maria mendapatkan kabar gembira dari malaikat Tuhan, Gabriel. Ada dua hal penting dalam kabar gembira itu: Dia akan mengandung Kristus juru selamat dunia dengan konsekuensi dirinya disebut ibu Tuhan, dan Elisabeth yang hamil, meski sudah ada vonis dia tak bisa lagi hamil.

Karena itu, kunjungan itu juga mengandung dua tujuan atau maksud. Pertama, Santa Maria mau berbagi kebahagiaan dengan saudarinya. Kabar gembira yang diterima oleh Maria tidak ingin menjadi miliknya sendiri, melainkan mau dibagikan. Untuk dapat menerima kabar gembira itu ternyata membutuhkan iman. Santa Maria sudah menunjukkannya. "Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu". Inilah sikap iman Maria ketika dia menerima kabar gembira itu. Dan sikap iman itu juga ditunjukkan Elisabeth. Karena itulah dia pun berkata, " Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

Kedua, Santa Maria mau membantu Elisabeth. Dia tahu bahwa saudarinya itu sedang hamil tua. Tentulah dengan kondisi seperti itu dia tak dapat melakukan banyak aktivitas seperti biasanya. Kehamilannya membatasi ruang geraknya. Nah, kehadiran Maria bertujuan untuk mengisi ruang gerak Elisabeth yang terbatas itu supaya kehamilan Elisabeth tidak terganggu. Karena itu, dalam Injil dikatakan bahwa Maria tinggal di sana tiga bulan lamanya.

Apa yang dapat kita ambil dari peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabeth? Atau apa pesan Tuhan lewat sabda-Nya hari ini?

Melalui Injil-Nya, Tuhan mengajak kita agar kita mau berbagi kebahagiaan dan kegembiraan. Tentulah dalam kehidupan kita selama ini, kita pernah mengalami kegembiraan dalam banyak hal. Hendaknya kita melihat bahwa kebahagiaan dan kegembiraan dalam hidup itu merupakan anugerah Tuhan. Dan dengan meniru teladan Maria, hendaknya kita rela dan suka membagikannya kepada sesama kita. Ini juga yang dikehendaki Paulus. Dalam suratnya kepada jemaat di Roma Paulus menulis, " Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita..." (Rom 12: 15).

Tuhan juga menghendaki kita agar siap sedia untuk menolong sesama yang memang membutuhkan bantuan dan pertolongan. Seperti Maria yang kehedirannya membantu Elisabeth sekalipun Elisabeth tidak memintanya, demikian juga hendaknya diri kita. Ketika kita sadar bahwa saudara atau sesama kita memang membutuhkan bantuan, hendaknya kita dengan rela dan suka menawarkan bantuan. Memang dalam hal membantu ini kita memegang prinsip nemo dat quod non habet. Kita membantu sesuai apa yang kita punyai dan bisa. Hal memberi bantuan ini juga yang dimintakan Paulus dalam bacaan pertama tadi. Kepada jemaat di Roma Paulus menulis, " Bantulah dalam kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberikan tumpangan!" (Rom 12: 13).

Marilah kita di hari pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabeth ini kita tingkatkan kemampuan dan kemauan kita untuk berbagi dan hidup saling menolong sebagaimana yang telah dicontohi oleh Bunda Maria. Tentulah kita ingat akan pesan Paulus bahwa dengan bertolong-tolong kita telah memenuhi hukum Kristus  (Gal 6: 2). Tentulah hukum yang dimaksud adalah hukum cinta kasih, seperti yang diutarakan Paulus dalam bacaan pertama.

by: adrian

Selasa, 29 Mei 2012

Untuk Diketahui: Menanam Budaya Membaca

Hari Sabtu lalu saya ngobrol dengan salah seorang umat. Dia mengutarakan keinginannya akan tumbuhnya minat baca dalan diri anak-anaknya. Dia sadar akan manfaat membaca, namun dia tidak menemukan minat baca dalam diri anaknya. Dia mau menumbuhkan minat itu, namun dia tidak tahu harus mulai dari mana.

Berikut ini ada artikel menarik berkaitan dengan minat baca pada anak. Semoga dapat bermanfaat.



Membaca memang sangat menyenangkan, hanya saja kita selalu malas untuk membuka-buka buku. Padahal jika kita tahu sebenarnya jawaban dari semua pertanyaan yang membelit kita ada pada sebuah buku, tetapi kita tidak tahu karena kita malas membacanya.

Mengapa membaca? Dengan membaca manusia dapat menyerap sedemikian rupa ilmu yang dapat mencerahkan dirinya. Sedangkan ilmu itu sendiri merupakan kunci meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Membaca merupakan kebutuhan rohani, seperti halnya mendengarkan ceramah-ceramah keagamaan. Namun kadang membaca memberikan gizi yang lebih untuk rohani kita.

Untuk menjadi seorang penulis yang dibutuhkan bukanlah terus menerus menulis, tapi yang perlu dilakukan adalah membaca. Untuk menemukan gaya membaca. Seperti teori kendi, jika kendi yang kosong diisi secara terus menerus dengan air, maka kendi itu akan penuh dan air yang lebihnya itu akan meluber, dan luberan itulah yang kelak akan menjadi tulisan.

Sebuah survei membuktikan bahwa masyarakat di Jepang mempunyai minat baca yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masyarakat di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan jumlah buku yang terbit di Jepang lebih dari 40.000 judul buku pertahun. Sedangkan yang terbit di Indonesia sekitar 3000 judul buku pertahun. Perbandingan yang sangat jauh. Apalagi jika dibandingkan dengan negara Super Power, Amerika Serikat. Di negara ini sekitar 100.000 judul buku diterbitkan pertahunnya. Sedikitnya jumlah buku yang terbit di Indonesia mengisyaratkan betapa rendahnya minat baca masyarakat kita. Tidak heran jika kedua negara di atas cepat berkembang bahkan sampai berhasil menguasai dunia.

Sudah jelas, kunci membangun peradaban sebuah bangsa adalah dengan membaca, begitupun seseorang yang ingin terus mengembangkan dirinya ke tingkat optimalisasi, kuncinya adalah membiasakan membaca. Sebab unggul tidaknya sebuah negara tergantung dari unggul tidaknya masyarakat yang ada di dalamnya.

Kita lebih senang menonton film apalagi untuk seputar dunia wanita  yang giat nonton sinetron, atau mendengarkan musik dari pada membaca buku, sebab ketika kita menonton atau mendengarkan musik, otak kita tidak dituntut untuk bekerja keras. Saat itu otak kita hanya mengikuti alur cerita atau alunan nada itu bergerak. Sedangkan apabila kita membaca, kita harus menggerakkan otak dan bola mata kita. Sebab jika kedua hal ini tidak dilakukan, kita akan kesulitan untuk menyerap apa yang sedang kita baca. Paradigma yang seperti inilah yang akan menyulitkan kita untuk menghafalkan puluhan halaman buku ketika kita akan dihadapkan dengan ujian. Mata akan cepat lelah, sebab kita tidak terbiasa membaca.

Membangun tradisi membaca memang tidak mudah begitu saja. Membaca penting sekali dalam seputar dunia wanita, bukan hanya cantik dari luar saja tapi menjadi wanita juga harus cerdas apalagi dihadapkan pada fenomena kehidupan saat ini. Kita harus membiasakan membaca buku, di bawah ini beberapa cara membiasakan membaca buku :
  1. Membawa buku yang kecil terlebih dahulu, usahakanlah buku itu kita pegang jangan dimasukkan ke dalam tas. Karena jika kita terus memegangnya setidaknya kita akan membaca judul dan sampul belakangnya. Bawa terus sempai pada akhirnya secara tidak langsung kita akan tertarik untuk membukanya. Hal ini dapat bermanfaat misalnya saat kita sedang terjebak macet, atau menunggu antrian panjang, kita tidak perlu menggerutu sebab ada yang dapat kita lakukan, yaitu membaca buku. Membiasakan membawa buku kemana saja juga dapat menambah wibawa kita, setidaknya orang akan menganggap kita adalah orang yang serius, orang akan segan terhadap kita apalagi kalau judul bukunya menarik.
  2. Sesekali berkunjung ke toko buku, dengan berkunjung ke toko buku orang yang asalnya tidak suka membaca buku menjadi tertarik ketika membaca judul-judul yang menarik, yang mungkin sesuai dengan kebutuhannya saat ini.
  3. Menganggap buku ibarat makanan, dengan menganggap buku seperti makanan kita dapat melakukan hal-hal seperti: Memilih buku yang memang kita sukai, sebagaimana kita memilih makanan yang kita sukai. Mencicipi kelezatan sebuah buku, sebelum membaca sebuah halaman. Kita dapat mengenali dulu siapa pengarang buku tersebut, atau membaca dahulu sinopsisnya agar kita tertarik dan penasaran untuk membaca buku tersebut. Dengan ini kita akan merasa sedang bercakap-cakap dengan penulis buku tersebut, meskipun ternyata sedang sendirian. Bacalah buku seperti ngemil, jangan pernah takut untuk melihat tebalnya sebuah buku. Sedikit demi sedikit dibaca akan menjadi lebih menarik dan bermanfaat.
  4. Ciptakan suasana yang mendukung. Di antaranya sediakan penerangan yang cukup, cari posisi duduk yang nyaman, bila perlu ruangan diberi aroma wewangian sambil menyetel lagu klasik. Hal ini dapat menciptakan suasana yang santai dan mempermudah untuk menyerap informasi dari buku yang sedang kita baca.
  5. Membuat perpustakaan pribadi, apabila kita membeli buku, jangan beranggapan kita harus membacanya saat itu juga, kita bisa menyimpannya terlebih dahulu menjadi perpustakaan pribadi. Siapa tahu suatu saat kita akan membutuhkannya. Atau jika kita tidak sempat untuk membacanya, setidaknya buku-buku itu akan bermanfaat untuk anak cucu kita.
Membaca memang menyenangkan dan untuk membangun tradisi membaca tidaklah mudah serta gampang-gampang susah, tapi apabila kita mengetahui manfaat dari membaca itu sendiri maka membaca akan jadi lebih menyenangkan lagi. Di antaranya manfaat membaca sebagai berikut :
  1. Pintar. Banyak orang pintar tetapi tidak sekolah. Hamka atau Adam Malik, misalnya. Mereka pintar dengan belajar otodidak, yaitu membaca buku. Dengan membaca kita akan menyerap informasi dan pengetahuan yang semakin banyak.
  2. Produktif dalam menulis dan mempunyai banyak ide. Seorang pembaca yang baik akan mampu menjadi penulis yang baik. Ia akan selalu melahirkan karya-karya yang bermutu.
  3. Membangun peradaban bangsa. Dengan membaca kita akan menjelajahi dunia. Untuk mengetahui kutub Utara atau kutub Selatan kita tidak perlu pergi ke sana, kita tinggal membuka dan membaca buku. Dengan peradaban yang tinggi, kita akan dapat bersaing dengan negara-negara lain yang telah unggul lebih dulu.
  4. Mengurangi kemungkinan terserang penyakit demensia atau pikun. Dengan membaca buku kita akan terus berfikir. Apabila seseorang terus berfikir maka kemungkinan untuk terserang pikun  pun berkurang.
  5. Memanfaatkan waktu. Terjebak macet atau dalam antrian yang panjang adalah suatu hal yang membosankan. Agar kita tidak merasa jenuh kita dapat memanfaatkannya untuk membaca buku. Selain menghilangkan rasa kesal kita juga dapat menambah ilmu.
Membaca juga bermanfaat dalam seputar dunia wanita, untuk menambah wawasan dan juga kita dapat mengetahui rahasia kecantikan wanita dan bagaimana merawat tubuh agar tetap terlihat cantik, itu semua dapat kita peroleh dari membaca.

sumber: seputarduniawanita.com

Senin, 28 Mei 2012

Perlu Diketahui: Api Penyucian


Keberadaan dan Kebenaran Api Penyucian
Wawancara dengan Maria Sima
Api penyucian merupakan bagian dari ajaran iman Katolik. Selama ini orang hanya mengetahui perihal api penyucian berdasarkan teori-teori para ahli teologi. Karena itu uraian mereka bersifat abstrak, maka tak heran ada banyak umat Katolik (juga umat lainnya) yang jatuh ke dalam kebingungan.

Di sini akan diuraikan tentang api penyucian berdasarkan pengalaman pribadi. Uraiannya bersifat apa adanya, bukan bersifat teologis apalagi filosofis, karena kebetulan juga yang mengalami ini bukanlah seorang teolog. Karena itu, siapa saja bisa memahaminya. Wawancara ini dikutip dari www.imankatolik.or.id. Pewawancara disingkat PW, sedangkan Maria Sima disingkat MS.

PW: Maria Simma, dapatkah anda menceritakan bagaimana anda dikunjungi oleh suatu jiwa dari Api Penyucian untuk pertama kalinya?

MS: Hal itu terjadi pada tahun 1940. Suatu malam, sekitar jam 3 atau 4 pagi, aku mendengar ada seseorang mendatangi kamar tidurku. Hal ini membuatku terbangun, kulihat ada seseorang sedang berjalan di kamar tidurku itu bolak-balik seperti kebingungan.

PW: Takutkah anda?

MS: Aku tidak takut, bahkan ketika aku masih kecil ibuku berkata bahwa aku ini anak istimewa, karena aku tidak pernah merasa takut. Malam itu .... Aku melihat ada orang yang aneh. Dia berjalan maju mundur pelan-pelan. Aku bertanya padanya: "Bagaimana kamu bisa masuk ke sini? Pergi!". Namun dia terus berjalan dengan rasa tidak sabar, seolah-olah dia tidak dengar suara aku. Maka aku bertanya lagi "Apa yang akan kau lakukan., " Dia masih tidak menjawab, aku turun dari tempat tidurku dan berusaha memegangnya, namun aku hanya memegang udara kosong saja. Aku beranjak tidur lagi, namun lagi-lagi kudengar langkah orang itu bergerak kesana kemari. Aku heran bagaimana aku bisa melihat pria itu namun aku tak bisa memegangnya. Aku bangun lagi untuk memegangnya dan menghentikannya. Namun aku hanya memegang ruangan kosong. Dengan diliputi rasa heran, aku kembali ke tempat tidur. Dia tidak datang lagi, namun sejak itu aku tak dapat tidur lagi. Hari berikutnya, setelah Misa Kudus, aku menemui penasihat rohaniku dan menceritakan kepadanya semua yang kualami. Dia mengatakan kepadaku jika hal itu terjadi lagi, aku tidak boleh bertanya "Siapakah kamu?", melainkan harus bertanya; "Apa yang kau inginkan dariku?" Malam berikutnya pria itu kembali lagi, orang yang sama. Aku bertanya .. "Apakah yang kau inginkan dariku". Dia memohonku untuk melakukan upacara Misa Kudus 3X untuknya, maka dia dapat bebas dari Api Penyucian. Baru aku tahu, bahwa dia adalah jiwa dari Api Penyucian. Penasihat rohaniku juga membenarkan hal ini, Dia juga menasihati aku agar tidak melupakan jiwa-jiwa yang malang itu, agar aku mau menerima saja permintaan mereka dengan sukarela.

PW: Setelah itu, adakah yang datang lagi?

MS: Ya ada, untuk beberapa waktu, hanya ada 3 atau 4 jiwa saja pada bulan November. Setelah-itu ada lebih banyak lagi.

PW: Apa yang diminta jiwa-jiwa itu dari anda?

MS: Sebagian besar mereka meminta lebih banyak Misa Kudus dilaksanakan dan Jiwa-jiwa itu akan hadir di dalam Misa Kudus itu, Doa Rosario serta Jalan Salib.

PW: Dari sini pertanyaan yang utama muncul: Apa Api Penyucian itu?

MS: Aku mengatakan bahwa itu adalah sebuah Misteri Allah yang mengagumkan. Biarlah kuberi anda sebuah gambaran yang merupakan pengalaman dari diriku sendiri.

Andaikan suatu saat ada sebuah pintu terbuka, dan nampak suatu makhluk indah sekali, amat indah, dengan sebuah kecantikan yang belum pernah ada di dunia ini. Anda akan tertegun, oleh makhluk cahaya ini serta keindahan ini. Kemudian makhluk ini mengatakan bahwa dia sangat mengasihi anda, anda tak pernah bermimpi untuk dikasihi seperti itu hingga begitu besarnya! Anda merasakan bahwa dia ingin menarik anda kepadanya, untuk bersatu dengan anda dan api kasih yang berkobar dalam hati anda mendorong untuk merebahkan diri anda ke dalam pelukan tangan makhluk itu. Tetapi ternyata anda menyadari bahwa saat itu anda masih belum mandi, sehingga badan anda bau, hidung beringus, rambut acak-acakan dan kusut, nampak debu kotoran dipakaian anda dsb. Maka anda akan malu sendiri dengan keadaan seperti itu, pertama-tama anda pergi untuk mandi supaya bersih, langsung kembali. Dan kasih yang telah bersemi di hati anda begitu kuatnya berkobar, bergelora hingga penundaan anda untuk mandi itu seolah beban siksaan dan rasa sakit karena tidak ada sesuatu, meskipun hal itu hanya berlangsung beberapa menit saja, itu merupakan sebuah luka yang sakit di hati anda, sebanding dengan intensitas dari pernyataan kasih anda, maka itulah yang disebut luka kasih. Api Penyucian adalah sebuah penundaan yang disebabkan oleh ketidak-murnian (dosa) anda, sebuah penundaan dari pelukan Allah, sebuah luka kasih yang menimbulkan penderitaan, sebuah penantian, sebuah nostalgia kasih. Sesungguhnva rasa terbakar dan kerinduan inilah yang mencuci kita jika masih kotor dalam dosa. Api penyucian tempat kerinduan, terhadap kasih Allah, kerinduan akan Allah yang telah kita kenaI, karena kita telah melihatkan Dia, namun belum dapat kita bersatu dengan-Nya.

PW: Apakah jiwa-jiwa di Api Penyucian memiliki kebahagiaan dalam harapan di tengah penderitaan mereka?

MS: Ya, tak ada jiwa-jiwa dari Api Penyucian yang ingin kembali ke dunia ini, mereka memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari kita. Mereka hanya tidak bisa memutuskan kembali ke dalam kegelapan dunia. Di sini kita melihat perbedaan penderitaan di Api Penyucian dan di bumi. Di Api Penyucian, meskipun rasa sakit yang dialami suatu jiwa amat mengerikan, tapi masih ada kepastian untuk hidup selamanya bersama Allah. Ini adalah sebuah kepastian yang tak tergoyahkan. Kebahagiaamya lebih besar dari pada sakitnya. Tak ada di dunia ini yang bisa membuat mereka ingin kembali tinggal di sini, di mana orang tak pernah merasakan kepastian dalam segala hal

PW: Bisakah anda ceritakan, apakah Allah yang mengirimkan suatu jiwa ke Api Penyucian, ataukah jiwa itu sendiri yang memutuskan untuk pergi ke sana?

MS: Jiwa itu sendiri yang menginginkan pergi ke Api Penyucian agar dirinya menjadi suci dan murni sebelum dia ke Surga.
Jiwa-jiwa di Api Penyucian benar-benar taat dengan kehendak Allah, mereka senang dengan kebaikan, mereka merindukan kebaikan kita dan mereka mengasihi Allah dan mereka mengasihi kita juga. Mereka dipersatukan dengan Roh Allah, terang, dan kemuliaan Allah.

PW: Pada saat kematian, adakah orang bisa melihat Allah dengan sepenuhnya, atau secara samar-samar saja?

MS: Secara samar-samar, namun semuanya sama, dalam suatu tingkatan kecerahan tertentu di mana hal ini sudah cukup untuk menimbulkan kerinduan yang besar dalam dirinya. Sesungguhnya hal itu adalah terang yang begitu kemilau jika dibandingkan dengan kegelapan yang ada di dunia ini!

PW: Bisakah anda menceritakan apa peranan dari Bunda Maria terhadap jiwa-jiwa di Api Penyucian?

MS: Dia sering datang kesana untuk menghibur mereka dan berkata bahwa mereka telah banyak melakukan kebaikan. Dia menyemangati mereka.

PW: Apakah ada hari-hari tertentu dimana Bunda Maria mengentaskan mereka?

MS: Lebih dari yang lain, adalah pada hari Natal, hari Para Kudus, Jumat Agung, Pesta Kenaikannya ke Surga, serta Kenaikan Yesus.

PW: Mengapa harus pergi masuk Api Penyucian? Dosa-dosa apakah yang paling banyak menyebabkan orang masuk Api Penyucian ?

MS: Dosa-dosa melawan kemurahan hati, kasih disekitarnya, hati yang keras, kekejaman, memfitnah dan mengumpat, iri hati, dendam dan serakah dll. Ya, semua itulah.
Perkataan mengumpat serta memfitnah adalah yang paling jelek dari tindakan ternoda yang membutuhkan pemurnian yang panjang.
Maria Simma memberi contoh yang sangat menyentuh dirinya.
Suatu saat dia dimintai tolong mencarikan apakah ada seorang wanita dan pria tersebut berada di Api Penyucian. Dan sangat mengejutkan mereka yang bertanya, ternyata wanita itu telah berada di Surga sedangkan si pria itu berada di Api Penyucian. Padahal kenyataannya wanita ini telah mati ketika dia melakukan tindakan aborsi sementara si pria sering pergi ke Gereja serta menjalani kehidupan yang baik dan berdevosi.

Maria mencari informasi lebih jauh lagi dan mengira bahwa yang dilihatnya itu salah. Ternyata tidak, dia memang benar. Kedua orang itu mati pada saat yang sama, namun wanita itu mengalami pertobatan yang benar-benar dan dia sangat rendah hati, sementara si pria sering mengkritik orang lain. Dia selalu mengeluh dan berbicara hal-hal yang jelek tentang orang lain. Inilah sebabnya Api Penyucian bagi dia begitu lama. Maria Sima menyimpulkan "Kita tak boleh menghakimi penampilan seseorang". Dosa lain yang melawan kemurahan hati adalah penolakan kita terhadap beberapa orang tertentu yang tidak kita sukai, penolakan kita untuk berdamai, penolakan kita untuk mengampuni serta segala sikap kebencian dalam diri kita. Maria Simma juga menggambarkan hal ini dengan contoh lain yang memberi bayangan bagi pikiran kita. Adalah sebuah kisah tentang seorang wanita yang dia kenai baik. Wanita ini meninggal dan masuk ke Api Penyucian, di tempat yang paling mengerikan dari Api Penyucian, dengan penderitaan yang paling mengerikan pula disitu.

Ketika ia datang kepada Maria Simma, dia menjelaskan memiliki seorang teman sesama wanita dan di antara keduanya terjadi permusuhan yang besar, yang sebenarnya dimulai oleh dia sendiri. Dia mempertahankan permusuhan itu selama bertahun-tahun, meskipun sahabatnya telah berkali-kali minta berdamai dengannya, minta rekonsiliasi. Namun setiap kali dia menolaknva. Ketika dia sedang sakit berat, dia tetap saja menutup pintu hatinya, menolak untuk berdamai yang ditawarkan oleh sahabatnya itu, hingga saat kematiannya tiba. Aku percaya bahwa contoh ini memiliki arti yang penting yang berkaitan dengan rasa dendam yang dipertahankan. Dan dengan perkataan kitapun bisa juga semakin merusak: kita tak pernah menekankan dengan cukup betapa kritik atau perkataan pahit bisa membunuh orang dan juga sebaliknya, betapa sebuah kata juga bisa menyembuhkan.

PW: Siapakah orang yang berpeluang besar memasuki Surga?

MS: Mereka yang memiliki hati yang baik kepada setiap orang. Kasih mengatasi banyak dosa.

PW: Sarana apakah yang kita gunakan di dunia ini untuk menghindari Api Penyucian langsung masuk ke Surga?

MS: Kita harus berbuat banyak bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Karena mereka nanti akan menolong kita. Kita harus rendah hati, karena ini adalah senjata kuat untuk melawan kejahatan, melawan setan. Kerendahan hati mengusir pergi setan. Aku tak bisa menahan untuk tidak bercerita kepada anda tentang sebuah kesaksian yang bagus dari Pastor Berlioux (yang menulis buku tentang jiwa-jiwa di Api Penyucian), tentang pertolongan yang ditawarkan oleh jiwa-jiwa ini kepada mereka yang telah menolong mereka dengan doa-doa dan kurban. Dia bercerita tentang seorang yang secara khusus berbakti bagi jiwa-jiwa malang di Api Penyucian dan dia persembahkan hidupnya untuk menolong mereka.
"Pada saat kematiannya, dia diserang dengan ganas sekali oleh setan yang melihat dia akan lolos dari cengkeramannya."

Nampaknya bahwa seluruh penghuni lembah Api Penyucian bersatu untuk melawan dia, melindunginya dari serangan-serangan yang mematikan". "Wanita yang sedang sekarat itu berjuang dengan penuh sengsara untuk beberapa saat, ketika tiba-tiba dia melihat ada kerumunan orang-orang tak dikenal memasuki apartemennya dimana orang-orang tadi dalam keadaan keindahan yang berkemilauan, yang membuat setan berlarian menjauh dan orang-orang itu mendekati tempat tidurnya, berbicara kepadanya untuk memberinya penghiburan dan dorongan semangat yang sangat menyenangkan. Dengan napas terakhir, dan sukacita yang besar, dia bertanya: Siapakah engkau? Kenapa engkau mau berbuat baik terhadapku? Tamu-tamu yang bijaksana itu menjawab: Kami adalah para penghuni Surga berkat pertolonganmu telah membawa kami kepada Kesucian. Kami datang untuk berterima kasih, dan menolongmu untuk melewati batas keabadian dan menyelamatkan engkau dari tempat yang menyedihkan ini, membawamu kebahagiaan di Kota Suci.

Mendengar ucapan itu sebuah senyuman menyungging di wajah wanita yang sekarat itu. Matanya tertutup dan dia tertidur di dalam damai Allah. Jiwanya, dalam keadaan murni bagaikan merpati, dihadirkan di hadapan Allah dari segala allah, menjumpai banyak para pembela dan pendukungnya sebanyak jiwa-jiwa yang telah ditolongnya sebelumnya, dan dia layak menerima kemuliaan, dia memasuki kemenangan, diiringi sambutan serta berkat dari mereka yang telah dia selamatkan dari Api Penyucian. Semoga kita, suatu hari nanti, memiiiki kebahagiaan yang sama.

Jiwa-jiwa yang telah diselamatkan oleh doa-doa kita sangatlah berterima kasih: mereka akan menolong di kehidupan kita yang akan datang. Hal itu sangat terasa sekali. Maka dengan sungguh-sungguh kuanjurkan agar anda dapat rasakan sendiri hal ini. Mereka benar-benar membantu kita. Mereka tahu kebutuhan kita dan memberikan banyak rahmat dan berkah bagi kita.

PW: Aku merenungkan kisah tentang "pencuri yang baik" yang di samping Yesus ketika disalib. Aku ingin tahu apa yang dia lakukan bagi Yesus, hingga Yesus menjanjikan pada hari itu dan selanjutnya dia akan bersama Yesus berada dalam Kerajaan Allah?

MS: Dia rendah hati menerima penderitaannya dan mengakui kesalahannya dan mengatakan hal itu tidak adil. Dia menganjurkan pencuri yang lain untuk menerima Yesus sebagai juru selamat. Dia merasa segan dan takut akan Allah, berarti bahwa dia melaksanakan tindakan kerendahan hati yang tulus dari hatinya.

Contoh lain yang cukup baik dari Maria Simma menunjukkan betapa sebuah perbuatan baik dapat mengampuni dosa-dosa yang dilakukan seumur hidup.
Marilah kita dengar cerita dari Maria Simma.

Maria Simma kenal seorang pria muda berusia 20-an tahun dari desa sebelah. Desa orang muda ini dilanda runtuhan salju yang amat hebat dan membunuh sejumlah besar orang.
Suatu malam, pria muda ini berada di rumah orang tuanya ketika dia mendengar runtuhan salju di samping rumahnya.

Dia mendengar jeritan-jeritan yang keras, jeritan yang menyayat hati. Tolonglah kami. Kami terjebak di bawah timbunan salju! Dengan segera dia melompat dari tempat tidurnya dan berlari menuruni anak tangga untuk menolong orang-orang itu.

Tetapi ibunya yang juga mendengar jeritan itu mencegah dia. Ibunya menghalangi di depan pintu sambil berkata: "Tidak, biarlah orang lain saja yang pergi menolong mereka, jangan kita! Terlalu berbahaya di luar sana, aku tidak ingin ada yang mati lagi!"

Tetapi pria itu, karena tersentuh dan kasihan oleh jeritan tadi, ingin untuk pergi menolong orang-orang itu. Dia mendorong ibunya ke samping dan berkata: "lbu biarkan aku pergi menolongnya, aku tak tega membiarkan mereka mati seperti itu! Dia bermaksud mau menolong, tapi di tengah jalan, dia sendiri tertimpa oleh runtuhan salju itu hingga mati.
Tiga hari setelah kematiannya, pria itu datang menemui aku pada malam hari, dan berkata: "Mohon lakukanlah tiga kali Misa Kudus untukku. Jikalau engkau melakukannya, aku dapat dilepaskan dari Api Penyucian".

Maria Simma lalu pergi memberitahu keluarganya dan sahabat-sahabatnya, dan mereka heran demi mengetahui bahwa hanya dengan tiga kali Misa Kudus dia bisa dibawa keluar dari Api Penyucian.

Sahabat-sahabatnya berkata kepadaku: “Oh aku tidak akan mau menjadi seperti dia pada saat kematian itu, jika saja kamu mengetahui segala perbuatan buruknya". Tetapi orang muda ini menjelaskan kepadaku: engkau tahu, aku telah melakukan sebuah tindakan kasih yang tulus dengan merelakan nyawaku bagi orang-orang itu. Terima kasih karena Allah telah menyambutku begitu cepatnya ke dalam Surga.
Ya, ketulusan hati mengatasi banyak dosa .....

Dengan kasih ini, menunjukkan kepada kita bahwa ketulusan hati atau tindakan kasih yang diberikan secara cuma-cuma, telah cukup untuk memurnikan orang muda ini dari sebuah kehidupan yang jelek. Dan Allah telah memberikan sebuah kesempatan untuk berbuat kasih yang istimewa ini. Maria Simma menambahkan bahwa pria muda ini mungkin tak akan memiliki kesempatan lain untuk mempersembahkan tindakan kasih sebesar ini dan mungkin dia akan menjadi jelek.

Allah di dalam kerahiman-Nya, membawa dia kepada saat tertentu dimana dia hadir di hadapan Allah dalam keadaannya yang paling indah, paling murni, karena karya kasih ini.
Adalah sangat penting agar kapan dan dimana saja disaat tertentu kita dapat menolong orang yang sedang mendapat musibah atau disaat kematian kita untuk mengabaikan diri sendiri demi kehendak Allah.

Maria Simma juga menceritakan kepadaku tentang seorang ibu dengan empat orang anak yang telah meninggal.

Bukannya dia menghujat atau menyalahkan tapi wanita ini berdoa pada Allah: aku menerima kematian, sepanjang hal itu sudah menjadi kehendak-Mu dan aku serahkan hidupku di dalam tangan-Mu. Aku rnempercayakan anak-anakku kepada-Mu dan aku tahu bahwa Engkau akan memelihara mereka. Maria Simma berkata bahwa karena kepercayaannya (imannya) yang besar kepada Allah, ibu ini langsung menuju 
ke Surga, dan terhindar dari Api Penyucian.
Maka sesungguhnya bahwa: kasih, ketulusan dan penyangkalan diri demi Allah, adalah merupakan tiga kunci untuk langsung menuju ke Surga.

PW: Bisakah anda ceritakan kepada kami, cara yang paling efektif Untuk menolong melepaskan jiwa-jiwa dari Api Perryucian?

MS: Cara yang paling baik adalah Misa Kudus.

PW: Mengapa Misa Kudus?

MS: Karena disitu, Kristus sendirilah yang menyerahkan diri-Nya demi kasih bagi kita. Persembahan Kristus kepada Allah itulah yang merupakan persembahan yang paling indah.
Imam adalah wakil Allah, tetapi Allah yang mempersembahkan dan mengurbankan diri-Nya bagi kita. Efektifitas Misa Kudus selama hidupnya. Jika mereka mengikuti Misa Kudus dan berdoa dengan segenap hatinya, dan mereka mengikuti Misa Kudus pada hari-hari menurut waktu yang dimilikinya, maka mereka bisa menarik keuntungan besar dari Misa Kudus yang diselenggarakan bagi mereka nanti. Di sini juga berlaku bahwa seseorang akan memanen apa yang telah ditaburnya sendiri. Suatu jiwa di Api Penyucian bisa melihat jelas pada hari penguburannya jika kita benar-benar berdoa baginya atau jika kita menunjukkan bahwa diri kita hadir disitu. Jiwa-jiwa malang itu mengatakan bahwa air mata tidaklah baik bagi mereka, hanya doa saja yang baik.

Sering mereka mengeluh bahwa orang-orang pergi kepada suatu upacara penguburan tanpa mendaraskan satu doapun kepada Allah, tetapi dia justru menumpahkan banyak air mata. Hal ini tidaklah berguna. Tentang Misa Kudus aku akan memberikan contoh yang baik diberikan oleh Cure of Arts kepada umat. Dia berkata pada mereka: ''Anak-anakku, ada seorang imam yang baik dan merasa tidak senang kehilangan seorang sahabat yang dia cintai, maka dia berdoa banyak sebagai korban bagi jiwa itu". Suatu hari malaikat memberitahu kepadanya bahwa sahabatnya itu berada di Api Penyucian dan sangat menderita.”

Imam yang baik itu percaya bahwa dirinya bisa berbuat lebih besar lagi daripada sekedar mempersembahkan kurban kudus di dalam Misa Kudus bagi sahabatnya yg terkasih yg telah meninggal itu.

Pada saat konsentrasi dia memegang Hosti diantara jari-jarinya sambil berkata: "Bapa Abadi yang Suci, marilah kita saling bertukar milik Engkau memegang sahabatku yang ada di Api Penyucian, dan aku memegang Tubuh Putera-Mu di tanganku. Ya Bapa yang baik dan maha rahim, angkatlah sahabatku itu dan aku persembahkan Putera-Mu kepada-Mu beserta segala jasa-jasa kematian dan penderitaan-Nya".
Permintaan ini kemudian dijawab.

Dan sesungguhnya pada saat dia mengangkat Hosti, dia melihat jiwa sahabatnya yang bercahaya dengan mulia naik ke Surga. Ternyata Tuhan telah menerima permintaan itu.
"Anak-anakku, jika kita ingin mengangkat suatu jiwa yang kita kasihi di Api Penyucian, marilah kita melakukan hal sama: marilah kita persembahkan kepada Allah, melalui Kurban Kudus dari Putera Terkasih-Nya, dengan seluruh jasa penderitaan dan kematian-Nya. Tuhan tak akan menolak permohonan kita".

Ada cara lain yang amat kuat untuk menolong jiwa-jiwa malang itu: persembahan dari penderitaan kita, silih kita, seperti puasa, penyangkalan diri dan sebagainya dan tentu saja penderitaan-penderitaan yang sifatnya tak dikehendaki, misalnya penyakit atau berduka cita.

PW:Anda telah berkali-kali diminta untuk menderita bagi jiwa-jiwa malang itu, untuk bisa membebaskan mereka. Bisakah anda ceritakan apa yang telah anda alami dan anda lakukan selama saat-saat itu?

MS: Yang pertama, suatu jiwa memintaku untuk menderita dalam tubuhku selama tiga jam bagi wanita itu. Lalu sesudah itu aku bisa bekerja lagi seperti biasa. Aku berkata pada diriku: "Jika hal itu hanya untuk tiga jam saja, aku mau melakukannya".

Selama tiga jam itu aku merasakan seolah hal itu berlangsung selama tiga hari, dimana hal itu sangat menyakitkan sekali. Namun pada akhirnya, aku melihat pada jamku, aku sadar bahwa hal itu hanya berlangsung selama tiga jam saja.

Jiwa itu berkata kepadaku bahwa dengan menerima penderitaan itu dengan rasa kasih selama tiga jam, aku telah menyelamatkan dia dua puluh tahun masa tinggalnya di Api Penyucian.

PW: Mengapa hanya menderita selama tiga jam untuk menebus 20 tahun di Api Penyucian? Apa penderitaanmu bisa berharga lebih besar lagi?

MS: Hal itu karena penderitaan di dunia ini tak mempunyai nilai yang sama (dengan penderitaan di Api Penyucian). Di dunia, jika kita menderita, kita bisa bertumbuh di dalam kasih kita, kita bisa memperoleh jasa-jasa, di mana hal ini tidak berlaku bagi penderitaan di Api Penyucian. Di Api Penderitaan, kita memiliki segala rahmat, kita bebas untuk memilih.

Semua ini sangat menimbulkan semangat karena ia memberikan arti yang luar biasa bagi penderitaan kita, penderitaan yang kemudian dipersembahkan, baik secara sadar ataupun tidak, bahkan kurban yang terkecil sekalipun yang bisa kita lakukan, penderitaan atau sakit, dukacita, kecewa. Jika kita menerimanya dengan tulus, maka penderitaan-penderitaan itu memiliki kuasa yang tak kelihatan untuk menolong jiwa-jiwa. Hal terbaik yang harus kita lakukan adalah menyatukan penderitaan kita dengan penderitaan Yesus, dengan menaruhnya melalui tangan Bunda Maria.

Bunda Maria tahu baik bagaimana menggunakannya, karena sering kita sendiri tidak tahu kebutuhan-kebutuhan yang terpenting di sekitar kita. Dan semua ini oleh Bunda Maria akan dikembalikan kepada kita pada saat kematian kita. Kini anda tahu bahwa penderitaan-penderitaan yang dipersembahkan ini akan menjadi harta kita yang paling berharga di dunia sana. Kita harus saling mengingatkan orang lain tentang hal ini dan saling mendorong orang lain ketika kita menderita.

Cara lain yang amat efektif adalah stasi-stasi dari Jalan Salib, karena dengan merenungkan penderitaan-penderitaan Tuhan Yesus, maka sedikit demi sedikit kita akan menjadi benci terhadap dosa, dan merindukan penyelamatan bagi semua orang.

Dan kecenderungan ini membawa kesembuhan yang besar bagi jiwa-jiwa di Api Penyucian. Jalan Salib juga mendorong kita kepada penyesalan: "kita akan segera menyesal bila berbuat dosa". Hal ini yang sangat menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian adalah menyelaraskan doa rosario, 20 peristiwa, bagi orang yang mati. Melalui rosario, banyak jiwa telah diangkat dari Api Penyucian setiap tahun.

Doa itu harus dilaraskan disini sehingga Bunda Allah sendiri yang datang ke Api Penyucian untuk mengangkatnya hal ini begitu indahnya, karena jiwa-jiwa di Api Penyucian menyebut Bunda Maria sebagai "Bunda Kerahiman"

Jiwa-jiwa itu juga berkata kepada Maria Simma bahwa indulgensi memiliki nilai yang tak terkirakan bagi penyelamatan mereka.

MS: Kejam sekali jika kita tidak menggunakan kekayaan ini, yang dianjurkan oleh Gereja demi kepentingan jiwa-jiwa itu. Tentang masalah indulgensi itu terlalu panjang kalau harus diuraikan di sini namun aku bisa menunjukkan kepada anda akan tulisan yang amat bagus yang dibuat oleh Paus Paulus VI pada 1968 tentang masalah itu. Anda bisa menanyakan kepada pastor paroki anda tentang hal itu atau carilah di toko-toko buku raohani. Kita bisa mengatakan bahwa cara-cara utama untuk menolong jiwa-jiwa di Api Penyucian adalah dengan doa secara umum, segala macam doa.

Rabu, 23 Mei 2012

Berdoa Bersama St. Yosep


DOA KEPADA ST. YOSeF


Santo Yosef, perlindunganmu amat besar, amat kuat, dan amat cepat di hadapan singgasana Allah. Aku mempercayakan kepadamu segala kepentingan dan keinginanku.

      Ya santo Yosef, tolonglah bantu aku dengan kekuatan perantaraanmu dan mohonkan bagiku dari puteramu yang ilahi segala berkat rohani melalui Yesus Kristus, Tuhan kami. Dengan demikian, dibantu oleh kekuatan sorgawimu di bumi ini, aku dapat mempersembahkan terima kasih dan hormatku kepada Bapa Yang Maha Kasih.

      Ya santo Yosef, aku tak pernah jemu memandangmu dan memandang Yesus yang tertidur dalam pelukanmu. Aku tidak berani mendekat selagi Dia beristirahat tenang dekat hatimu. Dekaplah Dia atas namaku, dan ciumlah kening-Nya yang indah itu bagiku, dan mohonkanlah agar Dia membalasku dengan ciuman, bilamana aku hampir menghembuskan nafasku yang terakhir.
     
Santo Yosef, pelindung jiwa-jiwa yang akan berpulang, doakanlah aku. Amin.



Ucapkanlah doa ini selama 9 pagi berturut-turut, dan sebutkanlah permohonan anda
                                                                                        

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India