Global Climate Change
oleh : Annisa Fitriana
Perubahan Iklim atau Climate change dapat diartikan sebagai variasi dan perubahan yang terjadi pada iklim dunia secara global sepanjang kurun waktu tertentu. Hal tersebut menunjukkan perubahan dalam rata-rata variasi atmosfer dalam skala waktu satu dekade hingga jutaan tahun. Perubahan ini dapat disebabkan oleh proses internal Bumi dan kekuatan external seperti Variasi Matahari. Perubahan Iklim global yang terjadi tidak terlepas dari perilaku manusia dalam memanfaatkan alam dan lingkungan.
Pemanasan Global merupakan suatu proses menghangatnya permukaan Bumi selama beberapa kurun waktu. Ini adalah gejala alam yang normal sebenarnya. Kalau tidak mendapat pemanasan maka suhu di Bumi bisa menjadi dingin membeku. Pemanasan global dapat mengakibatkan perubahan iklim. Hal ini disebabkan adanya gas efek rumah kaca yang berlebihan (lebih dari kondisi normal) di atmosfer bumi, sebagai akibat terganggunya komposisi gas-gas rumah kaca utama seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4 (Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) di atmosfer.
Bagaimana keterkaitan antara efek rumah kaca, pemanasan global dan perubahan iklim? Secara sederhana dijelaskan sebagai berikut sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya (komposisinya berlebihan). Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas ke angkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global.
Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global. Meningkatnya temperatur global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya muka air laut, meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.
Hutan memberikan pengaruh pada sumber daya alam lain melalui tiga faktor yang berhubungan, yakni iklim, tanah dan pengadaan air di berbagai wilayah. Apapun bentuk yang dimiliki hutan, pada hakekatnya hutan selalu merupakan perpaduan lima unsur pokok pembentuknya, yaitu bumi (tanah), air, alam hayati, udara dan sinar matahari. Tanpa adanya salah satu dari unsur-unsur tersebut, secara mutlak mengakibatkan tidak adanya hutan. Sebaliknya, apabila hutan ditebang, pengaruh hutan dan belukar terhadap iklim mikro amat terasa. Hutan juga berpengaruh terhadap struktur tanah, erosi dan pengadaan air di lereng-lereng.
Oleh karena berbagai hubungan timbal balik antara hutan dan kehidupan di bumi, maka kelestarian hutan harus dipertahankan sedemikian rupa sehingga bukan hanya hutan yang lestari, tetapi juga kehidupan bumi. Hutan mempunyai fungsi ekologi yang penting. Fungsi Hidrologi hutan bersifat lokal dan regional, dan fungsi pengaturan iklim, khususnya pemanasan global dan sebagai sumberdaya hayati, bersifat global. Kerusakan hutan tidak saja merugikan secara fisik dan ekonomis, tetapi yang paling penting adalah terhadap keseimbangan ekonomi dan ekologi. Lingkungan hutan merupakan suatu ekosistem tertentu dengan fungsi tertentu pula, di mana di dalam ekosistem tersebut memiliki peran masing-masing. Apabila terjadi kerusakan, maka akan menggangu keseimbangan ekosistem di dalam hutan tersebut. Terganggunya keseimbangan ekosistem tersebut akan menyebabkan dampak ikutan terhadap seluruh sistem yang ada di dalam hutan tersebut. Kerusakan hutan dalam hubungannya dengan ekologi dapat dijelaskan misalnya terjadinya pemanasan global, efek rumah kaca serta pergeseran musim, khususnya di daerah tropik. Pemanasan global terjadi akibat dari menurunnya jumlah hutan. Hutan memegang peranan yang sangat besar dalam proses pembersihan udara serta mengurangi pemanasan global bumi. Apabila pengelolaan hutan dilakukan secara bijaksana dengan tetap menjaga kelestariannya, maka kita telah ikut serta memperbaiki keseimbangan lingkungan hidup dan iklim di bumi.
Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960, yang tidak akan terjadi bila aktivitas matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. Fenomena variasi matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.
DAFTAR PUSTAKA:
Stott, Peter A., et al. (03-12-2003). "Do Models Underestimate the Solar Contribution to Recent Climate Change?". Journal of Climate 16 (24): 4079–4093.
Stocker, Thomas F.; et al. 7.5.2 Sea Ice. Climate Change 2001: The Scientific Basis. Contribution of Working Group I to the Third Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change. Intergovernmental Panel on Climate Change.
Otto Soemarwoto, Peranan Hutan Tropika Dalam Hidro-orologi, Pemanasan Global dan Keanekaragaman Hayati. Dalam Melestarikan Hutan Tropika, Permasalahan, Manfaat Dan Kebijakannya, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1992.
إرسال تعليق