Beato Elias Nieves, Martir & Pengaku Iman
Marco Elias Nieves del Castillo lahir di Isle, San Pedro, Yuriria (Guananjuato, Meksiko) pada tanggal 21 September 1882. Dia adalah anak dari Ramon dan Rita, dua petani rendah hati dan sangat religius.
Sejak awal ia menunjukkan keinginan yang besar untuk menjadi seorang imam tapi keadaan dalam hidup mencegahnya. Pada usia dua belas, kasus tuberkulosis menempatkan dia di pintu kematian dan bulan kemudian ayahnya meninggal di tangan perampok. Dengan terpaksa Elias meninggalkan studinya agar dapat memperoleh uang untuk membantu keluarganya.
Sejak awal ia menunjukkan keinginan yang besar untuk menjadi seorang imam tapi keadaan dalam hidup mencegahnya. Pada usia dua belas, kasus tuberkulosis menempatkan dia di pintu kematian dan bulan kemudian ayahnya meninggal di tangan perampok. Dengan terpaksa Elias meninggalkan studinya agar dapat memperoleh uang untuk membantu keluarganya.
Pada tahun 1904, Kolese Agustian Yuriria telah dibuka kembali. Meskipun persiapan langka dan usia dewasa, ia berhasil diterima. Dapat dimengerti betapa ia mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran di seminari mengingat usianya yang sudah 21 tahun. Namun ia memiliki daya tahan yang luar biasa dan usaha, yang dia dapat dari dunia pertaniannya. Sekalipun ia mendapat kesulitan dalam bidang ekonomi dan kondisi fisiknya yang lemah, karena ia berada di ambang kehilangan penglihatannya, namun selalu saja ada orang yang membantu. Pada tahun 1911, ketika ia mengikrarkan kaulnya, ia mengubah namanya Mateo Elias Elias del Socorro.
Setelah ditahbiskan menjadi imam tahun 1916, dia mempraktekkan pelayanannya di Bajio sampai 1921. Setelah itu ia diangkat menjadi pastor pembantu di La Cañada de Caracheo, sebuah kota berpenduduk sekitar 3.000 jiwa, terletak di celah-celah "Culiacan." Di sini sumber daya ekonomi langka, tidak ada layanan sanitasi, sekolah umum, dan listrik. Karya pastor Nieves tidak terbatas pada bantuan spiritual kepada umatnya. Pengalaman masa mudanya telah menempa dia menghadapi situasi sulit ini. Dia hidup dalam kemiskinan yang ditangani dengan cara semangat murah hati, disposisi riang, dan kepercayaan ilahi.
Ketika muncul gerakan populer "cristeros" Pater Nieves tidak terjerumus dalam arus gerakan tersebut. Pada akhir 1926 timbul penganiayaan terhadap Gereja oleh pemerintah. Pater Nieves tidak mematuhi perintah dari pemerintah untuk berada di pusat-pusat kota besar. Ia malah bersembunyi di sebuah gua dekat bukit La Gavia; dan dari sanalah ia melayani umat. Selama empat belas bulan selama situasi yang berlangsung, ia tetap merayakan misa harian.
Upaya klandestinnya berakhir tanpa ia sengaja. Tentara menangkapnya. Setelah diinterogasi ia menyatakan statusnya sebagai seorang imam. Ia ditangkap bersama dengan dua rekan, saudara-saudara Sierra, yang telah menawarkan diri untuk menemaninya. Ia dibawa ke La Canada. Di sana ia berkesempatan mewartakan ajaran iman, tapi keberuntungannya telah habis.
Pada tanggal 10 Maret 1928 para tahanan dibawa ke pusat kota kecil yang di atasnya Cortazar La Cañada tergantung.Kkapten memberikan perintah untuk mengeksekusi dua sahabat Pastor Nieves. Mereka meninggal dunia dengan gagah berani memberitakan Kristus Raja sebagai pemenang. Berikutnya sang kapten menunjukkan Pastor Nieves, "Sekarang giliran Anda, mari kita lihat apakah mati adalah seperti mengatakan Misa." Nieves menjawab, "Anda telah berbicara kebenaran, karena mati untuk iman adalah korban yang berkenan kepada Allah." Dia meminta beberapa saat untuk mengumpulkan pikirannya, kemudian memberikan arlojinya untuk kapten, memberikan berkatnya kepada para prajurit berlutut untuk menerima hal itu, dan mulai membaca syahadat sementara mereka mempersiapkan senjata untuk eksekusi. Kata-kata terakhirnya adalah "Kristus Hidup Raja." Paus Yohanes Paulus II membeatifikasi dirinya pada bulan Juli 1997
Ordo Agustian merayakan pestanya pada tanggal 11 Oktober.
إرسال تعليق