Santo Yosafat kunzewich, uskup & martir rusia




Santo Martinus dari Tours, uskup & Pengaku Iman


Martinus lahir di Sabaria, Pannoia (sekarang: Szombathely, Hungaria Barat) pada tahun 335 dan dibesarkan di Italia. Ayahnya seorang perwira tinggi Romawi yang masih kafir. Sulpicius Severus, pengikut dan penulis riwayat hidupnya, mengatakan bahwa Martinus pada umur 10 tahun diam-diam mengikuti pelajaran agama kristen tanpa sepengetahuan orang tuanya. Ayahnya sangat mengharapkan diri menjadi perwira Romawi seperti dirinya. Oleh karena itu pada usia 15 tahun ia memasukkan Martinus dalam dinas militer.

Dalam suatu perjalanan dinas ke kota Amiens, pada musim dingin tahun itu, Martinus berpapasan dengan seorang pengemis malang yang sedang kedinginan di pintu gerbang kota. Pengemis itu mengulurkan tangannya meminta sesuatu dari padanya. Kasihan ia tidak membawa uang sesen pun pada waktu itu. Apa yang dilakukannya? Tergerak oleh belas kasihannya yang besar pada pengemis malang itu, ia segera menghunuskan pedangnya dan membelah mantelnya yang indah itu: sebagian untuk dia dan sebagian diberikan kepada pengemis itu. Ketika memasuki kota Amiens banyak orang menertawakan dia karena mantelnya yang aneh itu.

Pada malam itu juga Yesus bersama sejumlah malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya.Dalam penglihatan itu Martinus melihat Yesus mengenakan mantel setengah potong yang sama dengan bagian mantel yang diberikan kepada pengemis malang tadi. Kepada para malaikat itu Yesus berkata, "Martin, seorang katekumen, memberikan Aku mantel ini." Tak lama kemudian ia dipermandikan dan segera mengajukan permohonan pengunduran diri dari dinas kemiliteran. Kepada atasannya ia berkata, "Saya ini tentara Kristus, karena itu saya tidak boleh berperang." Atasannya dan perwira-perwira lainnya mencerca dan menuduhnya pengecut. Tetapi dengan tegas Martinus menjawab, "Saya berani pergi berperang dan bersedia berdiri di front terdepan tanpa membawa sepucuk senjata pun." Akhirnya permohonannya dikabulkan dan ia secara resmi berhenti dari dinas militer Romawi.

Sesudah itu ia menjadi murid Santo Hilarius, Uskup Poiters. Setelah beberapa lama dididik oleh Santo Hironimus, ia ditahbiskan menjadi imam dan diutus ke Illirikum, Yugoslavia untuk mewartakan Injil di sana. Tetapi karena ia banyak mendapat tantangan dari para penganut aliran sesat Arianisme, ma ia mengundurkan diri dan hidup bertapa di sebuah pulau dekat pantai selatan Perancis. Kemudian ia bergabung lagi dengan Santo Hilarius dan mendirikan sebuah biara di Liguge, Perancis. Inilah biara pertama di Perancis. Di dalam biara itu ia menjadi pembimbing bagi rahib-rahib lain yang ingin mengikuti jejaknya.

Kemudian pada usia 55 tahun, ia ditahbiskan menjadi Uskup Tours. Ia tidak mempunyai istana yang istimewah, hanya sebuah bilik sederhana di samping sakristi gereja. Bersama rahib-rahibnya, Martinus giat mewartakan Injil. Kotbah-kotbahnya diteguhkan Tuhan dengan banyak mujizat. Dengan berjalan kaki, naik keledai atau dengan perahu layar ia mengunjungi semua desa di keuskupannya. Ia tak gentar menghancurkan tempat-tempat pemujaan berhala dan tanpa takut-takut menentang praktek hukuman mati yang dijatuhkan kaisar terhadap tukang-tukang sihir dan penyebar ajaran sesat. Itulah sebabnya ia tidak disukai oleh orang-orang kristen yang fanatik. Tetapi Martinus tetap pada pendiriannya: menjunjung tinggi keadilan dan menentang sistem paksaan. Martinus adalah salah seorang dari para kudus yang bukan martir. Ia meninggal dunia pada 8 November 397.

Sumber: Orang Kudus Sepanjang Tahun

Post a Comment

أحدث أقدم